djaroe advertising Graphic Design Art

djaroe advertising Graphic Design Art
for ur satisfaction's only...

Djaroe Advertising, Solusi Reklame Anda

Reklame, Publikasi atau apapun namanya adalah suatu bentuk promosi yang senantiasa tidak pernah lepas dari suatu proses perjalanan panjang kita untuk meraih cita-cita, juga suatu jalan mudah untuk hidup lebih berkembang dan maju.
Perkenalkan diri anda ke sebanyak mungkin orang-orang di jagad ini. Solusinya ada pada kami.

Call :
Djaroe Advertising; Graphic Design.
Jln. Utama KRH 03, Rukoh - Darussalam
Banda Aceh, Indonesia
info.dj4roe@yahoo.co.id

merangsang anak menjadi jenius

Posted by Ahmad Surianto, ST | Posted in | Posted on 02:22

0

Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya cerdik, pandai dan arif melebihi anak lain. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.


Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan
Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 – 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak.


Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak
Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik. Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai “guru pribadi”.

Para pakar menyatakan, “Anak-anak pada rentang usia 4 sampai dengan 13 tahun, karena belum banyak mengecap asam garam dunia, hatinya masih murni, merupakan masa dengan daya ingat yang paling kuat selama hidupnya. Jika pada masa keemasan ingatan ini memperoleh pendidikan yang baik, akan sangat bermanfaat bagi sepanjang hidupnya. 




9 Rahasia Membuat Anak menjadi Pandai/Jenius
Penulis rubik khusus pendidikan, Korey Capozza, menyarankan sembilan cara untuk membina dan meningkatkan IQ (intelligence quotient ) anak.


1. Belajar Musik
Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.





2. Beri minum Air Susu Ibu
Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.


3. Tingkatkan kesehatan
Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri, membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.


4. Permainan
Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.


5. Menolak junk food
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.


6. Memupuk rasa ingin tahu
Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.


7. Membaca
Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.


8. Makan pagi
Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.


9. Bermain permainan pengasah otak
Bermain catur, teka-teki silang atau permainan lain dapat merangsang intelegensi. Games Sudoku malah dapat memupuk cara berpikir yang bijaksana dan memupuk kemampuan memecahkan masalah.

Selain hal-hal di atas, pada saat seorang anak masih sangat muda harus sering diajak bercengkrama, mintalah anak mengingat perbendaharaan kata yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari ataupun mintalah anak menghafal, semua ini merupakan jurus piawai untuk membantu anak memupuk intelligence quotient.

Para pakar menyatakan, “Matikan tv, mintalah anak keluar rumah, mendekatkan diri dengan alam dan mengolah tubuh, merupakan salah satu metode terbaik untuk melatih anak menjadi pandai cekatan dan bertubuh sehat.” (Yu Meifeng/The Epoch Times/prn)

from: okepress

by admin 


Anak-anak tidak membutuhkan orangtua super, tetapi manusia biasa yang berbicara dengan bahasa mereka dan mampu memasuki hati mereka serta menyelami kedalaman jiwa mereka

Posted by Ahmad Surianto, ST | Posted in | Posted on 20:46

0

Terkadang kita ingin menunjukkan superioritas kita pada anak melalui berbagai contoh dan tindakan yang kita inginkan untuk ditiru oleh anak-anak tercinta. Tidakkah kita menyadari kebijaksanaan yang kita dapatkan sekarang ini adalah hasil sebuah proses - yang belum tentu prosesnya harus sama dengan yang dilalui anak kita. Mungkin saja hasil akhirnya nanti sama namun janganlah mengharapkan prosesnya harus persis sama.

Saat anak-anak berbuat kesalahan berilah mereka waktu untuk belajar dari hal itu dengan penanganan yang tepat. Seringkali kita menunjukkan superioritas kita dengan mengejeknya, mencemooh, mengkritik dan langsung menunjukkan mana yang benar. Dengan bangganya kita mengatakan “Lihat Papa / Mama, begini lho caranya! Mengerti tidak? Masa begini saja harus diajari dan diberitahu berulang-ulang? Belajar dan berpikirlah sendiri dong!”


Marilah kita sadari bahwa motivasi orangtua dengan kalimat semacam di atas hanya memiliki reaksi positif pada sedikit anak. Sebagian besar anak akan menangkap makna negatif dengan motivasi semacam itu. Anak-anak tidak bisa disamaratakan! Mereka memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing. Janganlah berusaha mengubah keunikan tersebut kecuali kita bisa langsung meminta pada Sang Pencipta untuk mengubahnya. Ciptaan Tuhan sempurna adanya.

Kitalah orangtua yang perlu memahami anak kita dan menggunakan pemahaman itu untuk mengarahkannya menjadi yang terbaik dari dirinya.
Sudahkah kita berusaha memahami anak-anak kita dengan lebih baik lagi? Jika kita menjawab “sudah” namun hasilnya belum seperti yang kita inginkan maka pasti ada sesuatu yang belum kita pahami dengan baik. Marilah belajar meningkatkan diri agar pemahaman kita menjadi lebih mantap.

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya. Ia berkata, “Maafkan saya juga. Saya tidak melihat Anda.” Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah. Ia pergi, mungkin hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhanberbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu. Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.
Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku. “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?” Ia tersenyum, ” Aku menemukannya jatuh dari pohon. “
“Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu.Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru.” Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu. Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi.”
Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.” Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru.” Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan dimana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.



Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?
Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata FAMILY?
Dalam bahasa Inggris, FAMILY = KELUARGA
FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU


Skala Kebijaksanaan Orangtua

Devi cemberut setelah dimarahi Papanya. Ia merasa sangat butuh Papanya untuk membantu.Tetapi malah diminta mengerjakan sendiri.
Kalau tahu akhirnya toh diminta mengerjakan sendiri ngapain repot-repot menunggu Papa selesai. Huhhh menyebalkan! Papa menyebalkan!”, gerutunya dalam hati.
Sementara sang papa kembali melanjutkan aktivitasnya. Tetapi pikirannya tidak bisa fokus pada apa yang dikerjakannya. Ia pun tak tahu apa yang membuatnya punya perasaan seperti itu.
Siang berganti sore dan dengan cepat sore berganti malam. Seisi penghuni rumah Devi tertidur lelap. Tetapi Papa Devi tak bisa memejamkan mata secara sempurna.
Tiba-tiba ia mendengar suara halus dari dalam hatinya. Suara itu menegurnya dengan lemah lembut namun penuh ketegasan. ”Engkau marah dengan dirimu sendiri tapi engkau tumpahkan pada anakmu yang tak tahu apa-apa. Sebenarnya kemarahanmu pada Devi tak perlu terjadi. Engkau bingung bagaimana harus menghadapi Devi bukan? Selama ini engkau tak pernah punya waktu untuk memikirkan strategi mendidik dan mengelola anak-anakmu!
Semalaman ia tidak dapat tidur nyenyak. Ia merasa telah berbuat banyak untuk anaknya. Ia sudah membiayai sekolah dan kursus Devi. Ia membelikan berbagai keperluannya, mengajaknya berlibur, menemaninya bermain, tapi sepertinya masih ada yang kurang. Seribu pertanyaan lagi masih menggantung di pikiran.
Apa yang dialami ayah Devi banyak dialami orangtua lain. Mereka semua tak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Semua pada bingung harus bagaimana. Ada banyak sekali tawaran tentang konsep pendidikan anak di luar sana. Semuanya laris manis. Mulai dari lagu yang bisa menstimulasi otak bayi sampai pendidikan super yang akan membuat anak kita menonjol dibanding anak lain. Dan semuanya dilatarbelakangi hasil penelitian ilmiah yang mutakhir.
Lalu apa jadinya? Orangtua menjadi terprovokasi dan laris manislah semuanya. Segala bisnis yang menyangkut anak, mulai dari keperluan bayi, mainan edukatif, buku bergambar, musik edukatif sampai sekolah berbahasa asing yang mempunyai berbagai fasilitas mentereng mulai bermunculan. Semuanya dikarenakan adanya permintaan pasar.
Lebih tepatnya semua dikarenakan banyaknya orangtua yang bingung bagaimana harus mendidik anaknya. Orangtua kebanyakan ingin semuanya cepat beres. Mereka tak sempat lagi berpikir mana yang esensial bagi anaknya. Ketika teori-teori hasil penelitian ilmiah disampaikan sebagai latar belakang suatu produk atau jasa maka mereka langsung terbuai.
Para orangtua sendiri tidak mempunyai pengetahuan yang cukup memadai untuk menilai produk yang ada di pasar. Mereka hanya menilai segala sesuatu dari seberapa cepat hasilnya tampak pada anak mereka. Jika itu memakan waktu lama, bertahun-tahun misalnya, maka mereka akan menganggap produk itu tidak bagus.
Orangtua disibukkan berburu produk yang bagus untuk anaknya. Mereka sibuk menilai berbagai produk dan jasa yang akan digunakan untuk anaknya. Waktu mereka habis untuk hal tersebut.
Orangtua tidak menyadari bahwa kemampuan mereka menilai produk dan jasa sebanding dengan dalamnya pengetahuan yang mereka miliki tentang psikologi tumbuh kembang anak beserta segala aspeknya. Jadi setiap orang pastilah mendapatkan manfaat dari segala macam produk tersebut tergantung dari seberapa dalam kita mengerti tentang produk tersebut. Kebanyak orangtua lupa untuk mengedukasi dirinya sendiri agar mampu memilih sesuatu yang baik bagi anaknya. Mereka kebanyakan hanya mengandalkan pengetahuan dari orangtua mereka. Atau informasi sepotong-sepotong dari majalah dan teman yang memilki kasus serupa.
Orangtua sibuk meminta anak-anaknya belajar segala sesuatu tetapi mereka sendiri lupa untuk belajar. Padahal wawasan luas yang dimiliki orangtua menentukan pendidikan dan pengasuhan seperti apa yang akan diterima anaknya.
Baiklah mari kita misalkan segala pengetahuan yg diperlukan untuk mendidik anak diberi skala dari satu sampai sepuluh. Sepuluh adalah skala terbaik. Orangtua yang memiliki pngetahuan mendidik anak di skala4 akan memperlakukan anaknya dengan cara yang berbeda sama sekali dibanding orangtua yang memiliki skala8.
Anak dengan orangtua skala4 akan mengalami perlakuan yang berbeda dengan anak yang orangtuanya berskala8. Di manakah skala anda ?
Banyak orangtua menanyakan, “Bagaimana caranya menilai kemampuan diri sendiri untuk menangani anak?
Mudah sekali. Ada beberapa hal penting yang patut kita kuasai sebagai dasar untuk membimbing anak.

Inilah beberapa hal penting dan mendasar yang perlu dikuasai dengan mendalam agar bisa mendidik anak kita menjadi sukses dan bahagia :
• Mengenali diri sendiri dengan baik dan mampu mengelola emosi sendiri. Jika sebagai orangtua kita tidak mampu mengenali diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik bagaimana kita bisa mengerti dan memahami orang lain (anak kita)
• Memiliki persepsi yang benar tentang mendidik dan mengasuh anak. Persepsi yang benar bisa dicapai jika kita mengerti cara berpikir yang benar dan mempunyai pengetahuan luas tentang anak-anak
• Mengerti tentang mekanisme pikiran dan fungsi otak sehingga kita mampu mempertimbangkan setiap tindakan dan ucapan
• Mengerti bagaimana pikiran memroses informasi dan pengalaman serta dampaknya di masa depan anak
• Kemampuan berkomunikasi yang bagus sehingga mampu menyampaikan maksud baik kita kepada anak tanpa distorsi makna. Semua orangtua bermaksud baik terhadap anaknya tetapi seringkali anak memaknainya dengan salah karena cara komunikasi yang tidak tepat
• Mengenali tipe kepribadian anak sehingga mampu interaksi anak-orangtua berjalan dengan baik
• Mengenali tipe dan gaya belajar anak sehingga kita mampu mengarahkan anak mencapai prestasi opitmal di bidang akademis
• Mengerti setiap proses tumbuh kembang anak serta apa yang diperlukan di setiap proses
• Kemampuan membantu anak mengatasi trauma sederhana
• Kemampuan membantu anak mengatasi masalah emosional dan membantunya memiliki kontrol diri yang baik
• Kemampuan membantu anak mengembangkan disiplin yang sehat tanpa merusak harga dirinya

Itulah beberapa hal mendasar yang perlu dikuasai orangtua agar mampu mendidik anak untuk tumbuh menjadi manusia sukses dan bahagia. . Jika kita umpamakan bisa menguasai semua hal di atas maka kira-kira kita akan berada di skala 6 atau 7 sebagai orangtua yang baik. Karena ada berbagai hal lain yang penting tergantung dari situasi dan kondisi masing-masing. Ingatlah jika kita berada di skala 8 sebagai orangtua maka kita akan memandang segala hal tentang permasalahan anak dengan cara yang sama sekali berbeda dibanding jika kita berada di skala 3 atau 4 atau 5.
Di angka berapakah skala Anda sebagai orangtua? Kapankah Anda mau meningkatkan diri sebagai orangtua agar bisa menjadi yang terbaik demi anak Anda? Kita tak akan pernah tahu kapan kita akan menjadi sempurna sebagai orangtua bagi anak kita. “Skala kebijaksanaan” ini pun sebenarnya tak berujung, namun satu hal yang pasti bahwa jika kita lebih banyak belajar sehingga tahu lebih banyak maka kita memiliki kecenderungan besar mengambil keputusan yang tepat bagi anak-anak kita. Belajar dan mempraktekkan apa yang dipelajari adalah satu cara yang pasti untuk bisa meningkatkan kapasitas kita menjadi yang terbaik bagi anak-anak kita …
[admin]

Di Tepian Mimpi

Posted by Ahmad Surianto, ST | Posted in | Posted on 01:26

0

ada mimpi yang teruntai bersama,
krn q ingat kau bilang bahwa sgala hal berawal dari mimpi,
ada tawa dan tangis mengiring,
selalu ada dan membagi hati,
kau yang memberikan makna hujan kali ini,
membasuh sgala resah dalam rengkuhan indah cinta,
masih sangat jelas dalam ingatan,
smua kata dan panggilan sayang,
nyata ada...



mungkin aq mulai merindukan smua itu,
mungkin aq sedang sangat merindukan bisikn sayang itu,
malam itu kau masih temani q hingga fajar,
malam itu kau masih bersama q,
dan aq tahu,
smua ini hanyalah mereka,
sempat terasa sakit,
dan q juga nda lagi berharap terlalu banyak,
meski mungkin harus q simpan sendiri mimpi bersama itu,
tapi aq yakin kuasa Tuhan,
dan bila kau memang untuk q,
bila hatimu MASIH mengarah pada q,
bila rindu mu MASIH untuk q,
yakin q kau kan kembali,
dan bangunkan q rumah kaca itu,
untuk berbahagia bersama malaikat kecil qt,
[salam q untuk dia]
berharap aq lah yg akan selalu menjadi sandaran lelahmu...

ps. i love u, may GOD bless u and ur angel...